Archive for the ‘ cerpen jaman jadul ’ Category

Short Stories #1 ~Invisible Friend~

Hari ini, lagi-lagi aku hanya terbengong-bengong memandang ke Bumi di bawah sana. Tidak mengerjakan tugasku seperti biasanya. Aku menguap lebar, menjatuhkan diriku di sebuah gumpalan awan. Perasaanku sedang tidak enak hari ini. Penyebabnya  hanya satu. Ia adalah seorang manusia yang tinggal jauh dibawah sana. Seorang gadis manis bernama Himemiya. Himemiya Tomoko.

Masih belum tahu siapa diriku sebenarnya? Karena aku baik hati, akan kuberi tahu, aku adalah salah satu dari berjuta-juta malaikat yang bertugas untuk mengawasi manusia di bumi. Ketika aku mulai bertugas, aku diberi tanggung jawab untuk mengawasi seorang bayi mungil yang baru saja lahir, di sebuah pinggiran kota yang hiruk-pikuk, pinggiran kota Tokyo.

Perkenalkan, namaku Fye. Sudah 14 tahun aku mengawasi bayi mungil itu, yang sekarang mulai tumbuh dewasa, menjadi seorang gadis yang sangat manis, bernama Himemiya Tomoko. Tak terbayangkan sudah 14 tahun aku mengawasinya, Menolongnya, memberinya semangat, kemudahan, dan mengatur nasibnya. Aku jadi terharu.

Dan hari ini ia mulai membuatku pusing sekaligus cemas. Aku sedang dalam situasi yang tidak menyenangkan. Mengatur nasib seorang remaja adalah hal yang sulit. Di masa-masa begini, aku juga ribuan malaikat lainnya, yang bertugas mengawasi para manusia yang beranjak dewasa, sedang pusing bukan kepalang. Karena pada saat ini kehidupan mereka yang sebenarnya baru dimulai. Kami yang akan menuntunnya di jalan mereka sendiri-sendiri.

Hmmmph… mungkin untuk menghilangkan rasa suntukku, aku akan mengajak kalian berjalan-jalan dan aku akan bercerita sedikit, tentang ”anak asuh”ku yang telah ku awasi selama bertahun-tahun. Ya, jadi dengarkan baik-baik ceritaku. Inilah sebuah kisah tentang seorang Himemiya Tomoko. Begini ceritanya…

” Uhh… mau sampai kapan kita menunggu disini, Sunacchan!! Dingin sekali disini! Rasanya mau mati!” keluh Tomoko, ia melirik jam tangannya dan merapatkan jaketnya. Angin musim gugur begitu kencang. Menyapu daun-daun yang berguguran di jalanan.

” Sabar lah sedikit, Moco-chan, sebentar lagi, sebentar lagi…” Sahut Kamihara Sunako dengan sedikit gelisah, takut Tomoko meninggalkannya sendirian.

” Jangan panggil aku dengan nama konyol begitu!”  sahut Tomoko kesal, menyilangkan tangan didepan dada sambil memalingkan wajah, sebal.

” Lagipula sia-sia saja kau menunggu disini, pujaan hatimu takkan datang! Mungkin ia lewat jalan pulang lainnya, atau pergi makan siang bersama teman-temannya, atau mungkin ia sengaja menghindari Secret Admirernya, huh?” goda Tomoko dengan nada sinis, yang disambut dengan jitakan Sunako yang sangat keras, disusul dengan teriakan mengaduh Tomoko, membuat mereka menjadi pusat perhatian orang-orang yang sedang asyik menikmati angin musim gugur di pinggir jalan.

” Huaa… Moco-chan! Jangan berkata hal yang mengerikan begitu!” teriak Sunako, sifat cengengnya mulai keluar.

” Sudahlah!! Tak ada gunanya menunggu disini, perutku sudah lapar, makan bento saja yuk, di restoran ujung jalan…” ajak Tomoko dengan nada memelas, sembari menarik tangan Sunako.

” Tapi bagaimana dengan dia…” tanya Sunako ragu,sambil menggigit jari tengah kanannya, wajahnya menengadah.

” kan besok masih bisa? Sudahlah, perutku sudah tak bisa toleransi lagi, lapaarr…” sahut Tomoko tanpa memalingkan wajahnya pada Sunako. Tetap menyeret Sunako untuk pergi.

” Apanya?? Besok sudah liburan kenaikan kelas!! Mana bisa aku menunggunya lagi…” jawab Sunako pelan. Memasang tampang sedih.

” Tiiii…Dddaakkk… sudah kubilang sudah tak ada toleransi lagi! Ayo pergi!” Tomoko menyeret Sunako makin jauh. Tangan Sunako menggapai-gapai sekitarnya. Mencari tempat berpegangan. Sayang ia tidak berhasil. Ia menyerah dan ikut Tomoko pergi. Lagi pula perutnya juga lapar.

Di sepanjang perjalanan mereka berdua hanya diam saja. Saling merenung satu sama lain. Hanya saja Tomoko tetap menyeret tangan Sunako.

” Moco-chan…”

” menurutmu, apa yang akan terjadi di kelas tiga nanti?” tanyanya,

Tomoko berpaling ke arah Sunako yang berada di belakangnya. Ia terdiam memandang Sunako. Lama.

” sudah kubilangkan?” ucapnya sambil menghela nafas.

” JANGAN PANGGIL AKU DENGAN NAMA KONYOL ITU!!” lanjutnya keras. Sunako terlihat kaget. Namun sesaat kemudian ia tersenyum nakal ke arah Tomoko. Membuat Tomoko makin kesal. Tomoko berdeham. Menarik nafas,

” maksudmu?” tanyanya.

” yah, apa kau tidak merasakan apapun saat kita naik kelas tiga ini? Perasaan apa begitu..” sahutnya, sembari menggigit-gigit ujung syalnya.

” mmmphh… tidak ada apa-apa, biasa saja. Memangnya kenapa?” jawab Tomoko tenang. Padahal ada sesuatu yang mengganjal dihatinya.

” benarkah tak ada apa-apa? Perasaan sedih dan yang lainnya, karena mungkin kau takut berpisah dengan… yah teman-temanmu…” ucapnya pelan.

” maksudmu, apa aku sedih apabila aku berpisah dengan sahabatku ini?? Hmm??” sahutnya dengan nada menggoda sembari mengerlingkan matanya.

” e, benar sekali!! Kalau nanti kau dan aku pisah kelas, bagaimana?”

Tomoko menatap Sunako tajam. Sunako gelagapan.

” memangnya pisah kelas berarti putus hubungan?” balas Tomoko tajam.

” Tidak sih, tapi aku hanya takut berpisah denganmu, Moko-chan…” ujarnya pelan sekali. Sembari menunduk. Tomoko menatapnya pelan. Menggenggam erat kedua tangan Sunako.

” memangnya apa alasanmu sampai kau berkata begitu?”

Sunako terdiam. Ia segera memulai perjalanannya kembali. Kali ini, tangannya yang menggenggam erat tangan Tomoko dan menariknya.

” sepertinya mau hujan, ayo cepat! Aku sudah lapar!” sahut Sunako riang. Tomoko hanya tersenyum lembut dan mengikuti langkah Sunako pelan. Tangannya menengadah pelan keatas. Ia merapatkan syal dan jaketnya dan bergumam,

” sepertinya musim dingin akan menjadi lebih dingin dari biasanya…”

>>>>>>

TENG…TENG…

Bunyi lonceng pertama di semester baru. Menandakan bahwa seluruh siswa di SMP Mimemachi ini resmi naik kelas. Anak-anak berkerubung didepan papan besar, yaitu papan pengumuman pembagian kelas. Semua anak gelisah, takut mereka tidak sekelas lagi dengan teman-temannya di kelas yang lama.

Tomoko menyusuri pandangannya pada papan pengumuman itu. Matanya terpaku pada namanya yang tertulis disana. Himemiya Tomoko. 3-A. Dengan cemas, Tomoko menyusuri deretan nama-nama teman barunya dikelas. Tidak ada sesuatu yang ia cari, yaitu nama Kamihara Sunako. Mukanya ditekuk. Tanda kecewa.

” HYAAA…tomokoo…. mengapa kita tidak sekelas!!???” tiba-tiba ada seseorang yang menghambur ke arahnya dari belakang. Siapa lagi kalau bukan Sunako?

Tomoko hanya terdiam. Berdeham sebentar. Mengatur nafasnya. Ia memegangi dadanya. Ada perasaan yang tidak enak yang menyelimuti dirinya. Entah perasaan apa itu.

” ya, kau ada dikelas 3-B kan? Jangan kecewa, toh kita masih bisa bertemu kan? Kelas kita kan bersebelahan…” ujarnya. Ia berusaha menyembunyikan rasa kecewanya.

” Ta, tapi kan aku tidak bisa bertemu Tomoko secara bebas! Kau tahu kan aku paling malas keluar kelas? Kalau kita jadi jarang bertemu, Bagaimana?” tanya Sunako cemas.

” yah, anggap saja bertemu denganku sebagai alasan untuk kau keluar kelas kan?” ujarnya santai sambil memasukkan tangan dalam saku. Sembari mengerlingkan mata.

” SEMUA MURID HARAP MENUJU KE KELAS MASING-MASING, SEKALI LAGI..”

” kalau begitu, aku pergi dulu, Sunako,Issho ni Ganbaro yo…”

un, arigato…” ujar Sunako sambil berbalik pergi.

” A, Tomoko…” panggil Sunako tiba-tiba. Mereka saling berbalik arah. Berhadapan.

Otsukaresamadeshita… Honto ni arigato, Tomoko-chan…” ujar Sunako pelan, sembari membungkuk dalam-dalam. Ia berbalik dan melambai, berlari ke arah kelasnya yang sudah dipenuhi keramaian. Tomoko hanya tersenyum pelan.

>>>>>>>>>>

Itadaima!”

Tomoko berlari menuju beranda kamarnya yang berada di lantai dua. Perasaan kecewanya masih belum hilang. Biasanya, apabila ia merasa sedih ataupun bingung, ia melamun di beranda rumahnya. Ia merogoh kantungnya, mencari sesuatu. Ternyata ia mengambil iPod kesayangannya. Ia ingin me-refresh-kan diri.

Tomoko bersenandung pelan. Suaranya terbang terbawa angin musim gugur. Damai sekalii… pikirnya. Entah apa yang akan terjadi selanjutnya, ia tidak tahu.

Aku menghela nafas panjang. Melihat Tomoko dari kejauhan. Aku sengaja turun ke bumi untuk melihat-lihat. Hari ini jalan hidupnya sudah ditetapkan olehku, dan itu takkan melenceng atau keliru. Sebenarnya aku sangat kasihan padanya. Di masa remaja, seorang malaikat yang bertugas mengawasi manusia harus menentukan sebuah ”ujian”.

Ujian apa itu? Mmm… bisa dibilang, semacam… masa-masa sulit bagi seorang manusia untuk dihadapi. Dengan ”ujian” ini manusia akan dipilih dari usahanya, apabila usaha seorang manusia itu keras, penuh perjuangan, dan bersemangat dalam menghadapi ”ujian” itu, ia akan menjalani kehidupannya dengan tenang di kemudian hari. Sebaliknya juga begitu. Eh, aku berbicara terlalu sulit ya?

Dan kali ini ujian untuk Tomoko yang telah ditentukan, termasuk ujian yang cukup berat. Dimana Tomoko harus mempertahankan sesuatu yang ia sayangi. Kau tahu itu apa? Ya, itu adalah Sunako.

Entah kenapa harus Sunako. Padahal Sunako adalah seseorang yang paling berharga untuk Tomoko. Tapi apa daya, tugas tetap tugas. Harus kulaksanakan mau tak mau. Mungkin aku harus menyiapkan satu kardus tissue, karena aku tidak tega melaksanakan tugas itu. Hhh… baiklah, ujian itu, dimulai…

TENG…TENG…

Anak-anak SMP Mimemachi berhamburan keluar kelas. Pelajaran telah usai. Tomoko berlari ke arah kelas 3-B. Mengintip dari balik pintu kelas yang sudah agak sepi.

” Sunako!” panggilnya. Sunako tersenyum.

” Moco-Chan? Ayo kita pulang sama-sama, Oh, iya, kenalkan, dia Tsukiyomi Utari, kawan baruku dikelas…” Sunako memperkenalkan Tomoko pada seorang gadis manis bernama Tsukiyomi. Tomoko menjabat tangan Tsukiyomi sembari tersenyum. Gadis itu tersenyum lebar.

” kau tidak menunggunya lagi, Sunacchan? ” tanya Tomoko.

” Oh, iya! Aku lupa memberitahumu!!” sahut Sunako sambil menepuk jidatnya.

”kenapa?” tanya Tomoko heran.

” dia! Takesshii!! Dia sekelas denganku! Kyaa!! ” seru Tomoko senang.

” syukurlah kalau begitu, kau bisa melihatnya setiap hari sampai kenyang!” seru Tomoko sebal.

” Hihi, ayo kita pulang!” seru Sunako makin senang.

” mm… Sunako, kau kelihatan ceria sekali hari ini, ada apa?” tanya Tsukiyomi.

” itu karena tugas minggu depan, Utari-san! Bukankah kita berdua sekelompok dengan Takeshi-kun? Kyaa!!” serunya sangat gembira. Ia melonjak-lonjak.

” oh iya, tentang PR sejarah, kau dapat tugas membuat artikel tentang apa?” tanya Sunako pada Utari.

” Sunacchan…” panggil Tomoko.

” aku dapat artikel tentang Nobunaga, dan kamu? ” tanya Utari.

Hideyoshi! untung tidak begitu susah, setidaknya sesusah Nobunaga! Hahahaha…” tawa Sunako.

”Sunako…” Panggil Tomoko sekali lagi.

” Huuu… Sunako curang! Seharusnya aku yang mendapat Hideyoshi!”

Mereka tertawa sambil berkejar-kejaran, Tomoko hanya terdiam melihat mereka. Dari tadi Tomoko memanggil-manggil Sunako karna ia sudah sampai rumah. Tapi apa daya, sepertinya mereka tak sadar akan itu. Tomoko menutup gerbang rumahnya sambil tersenyum, mencoba menghibur diri sendiri.

>>>>>>>>>>

Tomoko menopang dagunya. Mendesah pelan. Sudah beberapa hari ini, ia sama sekali tak bertemu Sunako.  Sebenarnya mereka sudah sering bertemu, tapi mereka sama sekali tidak punya kesempatan untuk mengobrol langsung. Sunako selalu mengatakan, ”maaf Tomoko, tapi aku harus kerja kelompok…” atau ”maaf Tomoko, tapi aku sudah janji makan siang sama Takesshi…” dan alasan-alasan lainnya yang lama kelamaan membuatnya sebal.

Tomoko membereskan buku-bukunya dan ia masukkan ke dalam tas. Lalu beranjak pergi meninggalkan kelas yang memang sudah sepi. Di depan pintu kelas, ia menoleh ke arah kelas 3-B. Hanya menoleh, lalu berpaling dan pergi.

Tomoko menyusuri trotoar dengan malas. Sebentar lagi musim panas, salju-salju telah mencair, dan burung-burung kembali keluar dari sarangnya setelah musim dingin. Tomoko telah membayangkan hal-hal yang indah di musim panas. Apalagi kalau bukan Liburan! Pikiran Tomoko sudah melayang kemana-mana. Izu, Osaka, Shibuya, Harajuku, Narita, semuanya menyenangkan! Tetapi setelah itu, di benaknya muncul nama Sunako. Wajahnya langsung kembali terlihat sebal.

”Kalaupun ku ajak lagi, dia akan menolak dengan alasan sudah berjanji dengan teman-temannya, memangnya aku bukan temannya, ya?! Hu uh!” gerutunya sambil berkacak pinggang.

Tiba-tiba Tomoko mengusap perutnya. Ia lapar. Dan akhirnya ia memutuskan untuk membeli bento di restoran ujung jalan.

Tomoko mendorong pintu restoran. Seorang pelayan langsung menyambutnya dan mempersilahkan duduk di sebuah tempat duduk kapasitas 2 orang yang ada di dekat jendela. Tomoko memanggil salah seorang pelayan dan memesan makanan. Sambil menunggu, ia memandang sekeliling.

Restoran ini ramai sekali oleh pelajar SMP maupun SMA pada saat makan siang. Karena jam kepulangannya lebih awal di musim dingin, para pelajar memilih untuk makan Restoran ini sembari mengobrol. Tomoko iri pada anak-anak SMP yang asik bercanda dengan teman-temannya. Sepertinya asik sekali makan siang dengan teman, pikirnya. Tentu saja, hampir semua pengunjung yang datang membawa teman. Sementara dia, hanya sendirian. Tenang, aku akan selalu berada di sampingnya…

Tomoko sudah selesai makan dan akan beranjak pergi. Ia meraih tasnya dan berjalan menuju pintu keluar. Di pintu keluar, tiba-tiba ia menabrak seseorang. Ia jatuh terduduk dan langsung meminta maaf pada seseorang yang ia tabrak tadi. Orang itu bilang tidak apa-apa dan langsung berlalu, Bersama seorang laki-laki dan seorang perempuan. Mereka bertiga berjalan menuju pintu masuk, berlawanan dengan Tomoko. Mereka bertiga melewati Tomoko begitu saja. Tak menyapa atau apa. Hanya lewat. Padahal ia adalah orang yang paling dikenalnya. Sunako!

Orang yang bersama Sunako adalah Takesshi dan Tsukiyomi. Mungkin Tomoko masih bisa maklum, karena ia jarang bertemu Tsukiyomi atau Takesshi. Tapi Sunako! Teman yang selalu berada disampingnya selama 2 tahun, tidak melihatnya! Padahal Sunako sempat ia tabrak tadi. Mengapa, ia sampai tidak melihat Tomoko?

Tomoko masih tertegun sambil bangkit berdiri. Ia menunduk, ada sesuatu yang terjatuh di dekat kakinya sepucuk amplop berwarna biru, dengan sebuah stempel berbentuk hati di bagian belakang. Tomoko memungutnya.

”Untuk Himemiya Tomoko ” bacanya.

Untuk Tomoko? Kenapa bisa ada disitu?

” hey, ini untukku? Kenapa terjatuh, kenapa aku baru melihatnya sekarang? Atau jangan-jangan, ini punya Sunako yang ku tabrak tadi?”  gumam Tomoko. Ia berbalik ke arah restoran tadi. Melihat satu persatu pengunjung dari kaca etalase. Sambil bergumam,

” harus kuapakan surat ini?”

Tomoko melihat Sunako sedang mengobrol bersama Tsukiyomi juga Takesshi, sepertinya tidak enak mengganggu mereka. Apa surat ini, kubawa pulang saja?

>>>>>>>>>>>>>>>>

”Untuk Himemiya Tomoko”

” maaf, aku sudah sering meninggalkan mu sendirian saat pulang sekolah atau jam makan siang, tapi mengertilah, aku memang benar-benar ada urusan dan janji, maka dari itu, sebagai permintaan maaf, bagaimana kalau kita jalan-jalan di taman hari minggu nanti, Bagaimana? Mau ya? Sunako ” baca Tomoko dalam hati. Ia berbinar-binar.

” aku pasti akan datang, Sunako, tunggu saja” jawab Tomoko senang,

Sementara itu, jauh di restoran tempat Sunako berada,

” ada apa Takesshi-kun? Kenapa mengobrak-abrik tas begitu? ” tanya Tsukiyomi heran.

” tidak apa-apa, hanya ada barangku yang hilang, kalian melihatnya? ” tanya Takesshi cemas.

” barang apa? ” tanya Sunako sambil memutar-mutar sumpitnya.

” sebuah Amplop! Amplop biru…”

” apa isinya? Surat cinta untukku ya? Hehehehe…” tebak Sunako asal.

” bukan! Mimpi apa aku semalam sampai aku membuat surat cinta untukmu? Huh!” jawab Takesshi sebal.

” lalu? ”

” pokoknya ada deh isinya, yang penting, kalian tahu tidak?”

” mungkin sudah diterbangkan angin, kau taruh itu disakumu kan? Mungkin terjatuh, atau mungkin dipungut seseorang…” jawab Tsukiyomi sambil bertopang dagu.

” wah, bisa gawat kalau ada yang tahu isinya, apalagi cewek itu…” kata Takesshi cemas.

” cewek itu siapa?”tanya Sunako semakin heran. Takesshi hanya diam.

>>>>>>>>>>>>>>>>>

Hari Minggu,

Sunako berlari-lari menuju taman. Tak ada siapa-siapa ditaman itu. Hanya beberapa anak kecil yang sedang asik bermain bola dan ayunan. Kemana perginya Sunako?

Tik, tik, tik. Sudah hampir 4 jam ia menunggu disini. Tomoko sudah lelah dan berkeringat dan lapar. Lagipula, langit hari ini tak mendukung. Sepertinya akan hujan deras sekali. Tapi Tomoko mencoba untuk bertahan. Ia tetap menunggunya.

BRASSH… tiba-tiba hujan deras langsung mengguyur. Membasahi taman yang memang sudah sepi ini. Sudah sore ternyata, pikir Tomoko pelan. Ia kedinginan. Dan dari tadi ia belum makan apa-apa. Kepalanya agak berkunang-kunang dan ia memutuskan untuk pergi.

Ia berlari di atas jalanan becek. Karena kepalanya agak berkunang-kunang, ia menabrak seseorang. Tomoko tidak tahu itu siapa. Tapi yang jelas, Tomoko pernah melihat anak laki-laki itu, entah dimana. Laki-laki itu berjongkok untuk melihat keadaan Tomoko yang jatuh terduduk. Ketika mata mereka bertemu, laki-laki itu tertegun.

Tomoko bangkit dan meminta maaf, serta mengucapkan terimakasih dan langsung berlari pergi. Anak laki-laki itu masih tertegun, melihat bayangan Tomoko yang sudah menjauh.

” ternyata, si Tomoko itu, yang menemukan suratnya dan benar-benar pergi, sungguh di luar dugaan, hahahahahaha” tawa anak laki-laki itu keras.

” yang pasti aku telah berhasil merusaknya, merusak hubungan mereka! Huahahahaha”  Tawa seorang anak bernama Takesshi, di antara bunyi rintik-rintik hujan yang membasahi bumi, hari ini.

>>>>>>>>>>>>>

Kenapa? Kenapa ia tidak datang? Pikir Sunako. Ia menggigil di balik selimutnya. Air matanya mengalir deras. Bahkan ia tidak mengirim message atau apapun ke handphonenya. Kalaupun tidak bisa datang, minimal ia harus mengirim SMS permintaan maaf!

Ia pengkhianat, pengkhianat! Teriaknya keras dalam hati. Padahal dulu Sunako tak begini, kenapa sekarang…

” apakah hanya karena pisah kelas, kita berarti putus hubungan?”

Tomoko teringat kata-katanya pada Sunako. Padahal aku yang berbicara begitu, kenapa sekarang aku yang merasakannya? Tomoko mengusap airmatanya pelan. Ia mengambil sebuah buku diatas meja. Judulnya ”what’s the meaning of friend?” Tomoko melihat-lihat isinya. Setahuku, aku tidak pernah beli buku begini? Pikirnya heran.

“ Sahabat, adalah seseorang yang selalu ada disampingmu ketika kau membutuhkan seseorang untuk bersandar, seseorang yang akan mendengarkanmu berbicara apapun, yang selalu melindungi mu dimanapun kau berada, yang selalu mencemaskanmu ketika kau sakit, dan seseorang yang begitu menyayangimu, siapapun dirimu.

Seorang sahabat adalah seseorang yang selalu merasa kurang apabila kehadiranmu tak ada disisinya, selalu merasa aneh, ketika senyummu tak menyambutnya, merasa bingung ketika ia tidak menepati janjinya, dan merasa sakit, ketika kau tinggalkan dia” baca Tomoko dalam hati. Ia tertegun.

“apakah Sunako, memang benar-benar sahabatku? ” tanya Tomoko berguman sendiri.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Festival olahraga musim panas akan diadakan hari ini. Semenjak hari minggu kemarin, Tomoko selalu menghindar apabila ia bertemu dengan Sunako. Tomoko hanya ingin menenangkan diri. Senin lalu, ketika ia ingin menghampiri Sunako dikelasnya, ia pikir Sunako akan menyesal dan meminta maaf padanya.

Ternyata tidak! Ia masih bisa tertawa dan bercanda seperti biasanya bersama teman-temannya. Berteriak dan menari-nari sambil tertawa terbahak-bahak.

” seorang sahabat adalah seseorang yang selalu merasa bingung ketika ia tidak menepati janjinya” Tomoko teringat kata-kata yang ia baca dalam buku itu.

Tomoko tersenyum mengerikan. Sepertinya ia telah membuat kesimpulan. Ia berbalik ke arah kelasnya sambil bergumam,

” ternyata selama ini aku berteman dengan seorang penkhianat…”

Di Festival Olahraga, Tomoko tidak terlihat bersemangat. Padahal acara ini adalah kesukaannya sejak kelas 1. banyak teman-teman baik kelas 1, 2 dan 3 menyiapkan peralatan-peralatan olahraga yang cukup berat memang. Tomoko ingin menolong teman-temannya. Sambil berusaha melupakan apa yang telah terjadi.

Tapi teman-temannya melarangnya. Karena hari ini muka Tomoko terlihat sangat pucat. Ia disuruh teman-temannya untuk tidur di ruang kesehatan. Tetapi Tomoko menolak. Semakin ia tidak melakukan apa-apa, hatinya akan semakin sakit.

Di sela-sela keramaian Festival, pandangannya bertemu dengan seseorang. Ia, Sunako! Matanya bertemu dengan mata Sunako. Mereka berdua terdiam sebentar. Sunako langsung beranjak pergi setelah itu Melihatnya Tomoko semakin sakit, ia memalingkan wajah. Ia tak ingin melihat wajah Sunako lagi.

PRANGG!

” hey awas yang dibawah! Akuarium di lantai 3 jatuh!” teriakan seseorang menggemparkan seisi sekolah. Tomoko berpaling. Ia melihat sebuah akuarium berukuran kurang lebih setengah meter meluncur ke bawah. Ia mengalihkan pandangannya ke arah bawah. Disana! Tepat disana! Seorang gadis yang kelihatan sedang menunggu seseorang, membawa tas berisi minuman. Sunako??!!!

” hey awas minggir! Kau akan terkena akuarium! ” teriak seseorang pada Sunako. Sunako mendongak keatas, dan melihat sebuah akuarium yang cukup besar datang kepadanya.

”:KYAAAAAAAA!!!” Teriak Sunako. Badannya gemetar. Sepertinya pada saat begini, ia tak tahu harus bagaimana. Karena seluruh tubuhnya gemetar. Sunako melepas tas yang dipegangnya dan memegangi kepalanya.

” seorang sahabat adalah seseorang yang selalu melindungi sahabatnya, dimanapun ia berada” seolah-olah, kata-kata itu berputar-putar di otaknya. Mendorongnya untuk menyelamatkan Sunako.

” AWAASSS!!” bagaikan sebuah film, Tomoko mendorong Sunako hingga Sunako terseret 3 meter ke depan, selamat dari akuarium itu. Justru yang tidak selamat adalah Tomoko. Ia terlambat menyelamatkan diri. Akuarium itu, di mata Tomoko, seperti malaikat pencabut nyawa yang sebentar lagi akan mencabut nyawanya. Semakin dekat dan dekat. Dan akhirnya…

” TOMOKOOOOO….!!!!”

” PRANNGGG…!!!”

Terlambat. Semuanya sudah usai.

Pikirku pelan.

Ia belum mati. Semuanya belum usai. Ia masih hidup. Aku tahu itu. Yang terlambat hanyalah Sunako. Ketika Tomoko membuka matanya, ia akan membuka lembaran baru. Yang disitu, tak ada lagi seseorang bernama sahabat, sahabat yang telah menyakiti hatinya.

“ PLAKK!” Sunako menampar pipi Takesshi keras.

” terus saja tampar! Aku memang sudah tak peduli lagi denganmu!” teriak Takesshi meremehkan. Sunako semakin marah. Api kemarahannya sudah bergejolak dalam hatinya.

” kenapa kamu lakukan itu semua!! Sampai kau melempar akuarium itu dari lantai tiga??!! Kau mau membunuhku ya?! Dan sekarang, kau hampir membunuh Tomoko! Manusia macam apa kamu! ” Teriak Sunako marah.

” karena lagi-lagi rencanaku berhasil! Aku bukannya ingin membunuhmu, aku hanya ingin seseorang yang mati adalah temanmu itu! Hahahahahaha,,,” tawa Takesshi mengerikan.

” dari kapan? Dari kapan kau telah menyakiti Tomoko?! Sejak kapan?!”

” sejak kita naik kelas 3, dan aku memakai semua namamu, ketika aku mengerjainya..”

” APAAA?!!”

>>>>>>>>>

Putih. Yang terlihat hanya putih. Dimana ini? Mengapa tanganku terasa hangat? Apakah ini surga? Atau di dunia lain? Pikir Tomoko.

” Tomoko? ”

Siapa? Suara siapa? Apakah suara malaikat? Suara dari mana?

Tomoko mencoba membuka mata pelan-pelan. Ia terbaring tak sadarkan diri selama 1 bulan. Dengan badan berbalut perban karena luka-luka pecahan kaca. Ia terbangun. Benar-benar terbangun.

” Tomoko? Kau sudah sadar? ” tanya seseorang. Ternyata dia, dia yang memanggilku. Seorang gadis manis berurai air mata. Memegang tangan Tomoko erat.

” maaf..” ucap Tomoko pelan.

” kau siapa? Apakah aku mengenalmu? ” lanjutnya.

Sunako tertegun. Dalam sekejap, hatinya remuk redam.

Keterangan :

Issho ni ganbaro yo : ayo kita berjuang bersama-sama

Un, Arigato : ya, terimakasih ya

Otsukaresamadeshita, Arigato : maaf selama ini telah merepotkan terimakasih

Itadaima : Aku Pulang

Nobunaga, Hideyoshi : tokoh tokoh sejarah jepang

Izu, Osaka, Shibuya, Harajuku, Narita : tempat-tempat wisata

the end.

gimana gimana? udah baca udah baca? pendapatnya?

haha. ini cerpen pas jamannya zu kelas delapan. bahasanya masih gak keruan ya? apa masih sama kayak sekarang?

http://emo.huhiho.com

sebenernya cuma iseng buka buka folder bejibun, dan nemu banyak banget cerpen2 waktu zaman dulu kala. haha. bagus tidak? aura critanya masih ga menentu ya? emang waktu nulisnya lagi gak keruan juga. haha.

http://emo.huhiho.com

nah. cuma selingan aja kok, soalnya blog shout! ini cuma buat share cerpen2 aja.. juga crita” ato lirik lirik gaje.. kalo selain itu.. zu punya lagi.. yang eternaldaydreaming.wordpress.com.. disitu ada kehidupan asli zu.. hehe.

http://emo.huhiho.com

kapan kapan berkunjung kesitu ya?

http://emo.huhiho.com

nanti suzu kasih banyak updet ttg cerpen2 suzu, baik SPRING, juga cerpen2 lain.

http://emo.huhiho.com

oia, ada PENGUMUMAN!

http://emo.huhiho.com

masih ingat cerpen judulnya TEMAN?

http://emo.huhiho.com

sebentar lagi, suzu akan apdet CHAP 2 dari cerpen berjdul TEMAN?

hehe.

http://emo.huhiho.com

silakan di nikmati ya. *sok”an di cafe* hehe.

http://emo.huhiho.com

otanoshimi ni~

http://emo.huhiho.com