Posts Tagged ‘ sad ’

Spring CHAP 7 ~This Is Hurt~

” Ng? ” Nana terbangun dari tidurnya yang kurang lelap, mengusap matanya yang masih sedikit tertutup. Suara itu.. gumamnya sedikit terkantuk. Ia langsung melompat dari tempat tidur dan berlari ke arah jendela. Ia membuka jendela geser itu dan melompat kaget.

” Ka, Kazuma-kun? ” ujarnya terkejut.

Ohayo Gozaimashita, Nana-san! ” lambai Hoshi dari lantai bawah.

” Ang.. O, Ohayo..” Nana melambai sedikit, masih sedikit terkejut.

Dousuru, Nana-san? ada yang aneh denganku? ” Hoshi mengalihkan pandangannya ke penampilannya.

” Ah, tidak, hanya saja aku heran mengapa kau datang pagi pagi sekali..” ujar Nana sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

” tidak apa, aku hanya sedang senang, aku ingin mengajakmu berangkat bersama..” ujar Hoshi sembari tersenyum lebar.

” Ka, kalau begitu, tunggu sebentar, aku akan siap dalam lima menit! ” teriak Nana dan langsung berlari masuk. Sebentar kemudian, ada banyak suara gaduh dari dalam sana. Hoshi hanya menggeleng-gelengkan kepala.

” Aku siap! ” Nana mendorong pintu rumahnya keluar. Hoshi hanya tertawa. Mereka berjalan berdampingan dibawah pepohonan Sakura yang berderet di bahu jalan. Nana menatap wajah Hoshi, mendongak. Hoshi yang menyadarinya balas memandangnya. Nana memandang Hoshi aneh, Hoshi hanya mengangkat alisnya sembari tersenyum.

” Kazuma-kun, ada apa denganmu ? ” ganti Nana yang mengangkat alisnya.

” Eh? Aku? ” Hoshi menunjuk dirinya sendiri. Nana mengangguk.

” Nana-san, kau selalu tahu apa yang aku rasakan, aku senang sekali..” Hoshi mengelus kepala Nana pelan. Yang membuat Nana sedikit memanas pagi-pagi begini.

” Aku..” Hoshi menggantungkan kalimatnya. Ia tersenyum lebar. Rona dipipinya terlihat cerah. Nana semakin heran.

” Aku kembali bertemu dengan Hoshiko.. ” ujarnya sembari tertawa lebar. Nana terdiam. Hoshi yang sepertinya tidak melihat Nana yang tiba-tiba terdiam, Ia terus bercerita.

” Kau tahu, dia manis sekali setelah lama tidak bertemu! Ia ramah dan selalu menurut padaku.. Manis sekali, sepertinya aku memang sangat rindu padanya..” jelas Hoshi sembari tertawa. Nana mendongak, menatap Hoshi yang masih tersenyum lebar.

” Kazuma-kun, mengapa kau..” omongan Nana terputus.

” Hoi! Hoshi! Kocchi ne! ” teriak Yozukawa, teman Hoshi dari kejauhan.

” Ah, Nana-san, Gomen, aku pergi dulu, Ja! ” pamit Hoshi tanpa memandang wajah Nana. Nana mendongak sedikit, menatap sosok Hoshi yang berlari menjauh.

Entah kenapa, hatinya terasa sakit.

=-=

” Nana-san! kita bertemu lagi! ” ujar Hoshi sembari tertawa aneh. Nana terheran-heran.

” kita memang selalu bertemu lagi kan? ” ujar Nana terkesan dingin.

” M-Hmm, entah kenapa aku senang ketika melihatmu..” ujar Hoshi sembari tersenyum kembali. Sepertinya suasana hatinya sekarang sangat bagus.

” Syukurlah kalau begitu..” ujar Nana sembari mengeluarkan buku. Hoshi agak heran melihat Nana yang begitu dingin padanya. Hoshi mencuri pandang ke arah Nana, mendongak.

” Nana-san, sekarang aku tidak suka melihatmu begitu..” Hoshi bersedekap. Nana melirik Hoshi heran.

” Memangnya apa yang membuatku merasa tidak enak dilihat? Bukankah tadi barusan kau bilang kau senang melihatku? ” ujar Nana acuh. Pertemanannya bersama Sakura yang cuek sepertinya memberi manfaat padanya pada saat seperti ini.

” Ini, disini.. ” Hoshi menjulurkan tangannya ke arah pipi Nana. Lalu menariknya ke atas dengan kedua telunjuknya.

” Ang?”

” Kau tidak tersenyum, itu yang membuatku merasa tak enak melihatmu..” ujar Hoshi melirik Nana sinis. Nana terkejut.

” Kalau kau tidak mau tersenyum, aku tidak akan mau melihatmu! ” Hoshi berpura-pura ngambek di hadapan Nana, manis sekali. Nana hanya tertawa pasrah.

” Baiklah, Baiklah, Hora! Aku tersenyum.. ” tunjuk Nana pada Hoshi. Hoshi tersenyum puas.

” Bagus sekali! aku senang melihatmu tersenyum! ” ujar Hoshi jujur. Nana agak merona malu.

” Nanti ada latihan dorama terakhir bukan? ” tanya Hoshi ringan. Nana mengangkat alis.

” Kau ringan sekali bicara! besok kita sudah akan tampil,  Kazuma-kun! jangan tertidur pagi – pagi begini..” Nana gemas pada Hoshi yang terlihat santai menggunting-gunting hiasan untuk “Obake no Heya” kelas nya, yang di adakan di festival besok.

” Lalu, apa yang akan kau lakukan, Nana-san? Ingin memutar balik waktu? bukankah semua nya sudah berlalu, sekarang sebaiknya kita bersiap saja menjadi ‘ Witch ‘ dan ‘Princess‘ besok..” ujar Hoshi setengah bercanda. Nana menggerutu pelan, namun ia tak bisa menahan untuk tidak tertawa.

” menurutmu, apa cerita dorama itu bagus? ” tanya Nana.

” Mmm.. ” Hoshi menggantungkan kalimatnya, berpikir.

” Mm-Hmm, bagus sekali, alur cerita nya dibuat dramatis, Yume yang sangat terlihat tersakiti dan Arashi yang kehilangan arah dalam hidup sangat menyentuh.. ” Hoshi memejamkan mata, membayangkan perasaan Arashi dan Yume. Nana kembali tertegun.

” Tersakiti? ” gumam Nana pelan.

” Un. Kau merasakannya? ” tanpa membuka matanya, Hoshi bertanya.

” Mm..” Nana mengangguk ragu. Hoshi tersenyum. bel istirahat sudah berbunyi. Ia bangkit dan menarik tangan Nana, berlari pergi.

” Nana-san, ayo ke kantin, aku sudah lapar..” ajak Hoshi riang, Nana hanya mengangguk.

Merasa tersakiti?

==-==

“ huh, lagi-lagi kan? “ gerutu Hoshi pelan. Nana yang sedaritadi hanya melamun di hadapan Hoshi tertegun.

Doushitatta? “ Tanya Nana heran. Hoshi memandangnya tajam sembari mengocok-kocok kotak susunya yang hampir habis.

“ Doushite? Seharusnya aku yang bertanya begitu, Nana-san! “ omelnya.

“ Eh? Go,Gomen..” ujar Nana agak salah tingkah. Ia menunduk.

“ Ada apa? Sepertinya ada sesuatu yang mengganjalmu ya? Kalau ada, bicaralah padaku, Nana-san..”  ujar Hoshi sembari menyentuh lembut tangan Nana. Nana tersipu.

Ne, Daijobu, tidak ada yang harus kau khawatirkan, Kazuma-kun..” ujar Nana memaksa untuk tersenyum. Hoshi mengerutkan alis.

“ Tak apa, aku tak apa-apa, sungguh.. “ ujar Nana meyakinkan. Walaupun wajahnya sama sekali tidak mendukung omongannya.

“ Sungguh ? “ Hoshi mendekatkan wajahnya ke wajah Nana, meminta kejelasan. Nana memalingkan wajah membelakangi Hoshi.

“ Sungguh! “ ujar nya sembari menunduk. Hoshi kembali terheran, sekaligus cemas.

Jangan bersedih, onegai.. karena kau sudah menjadi suatu kepingan berharga, di hidupku..

“ Apa? “ Nana merasa mendengar sesuatu. Hoshi salah tingkah.

Ne, Daijobu ka na.. kau salah dengar mungkin.. ngomong – ngomong, awan yang disana bagus sekali, Hora, Hora~!” ujar Hoshi sembari menunjuk ke arah sebuah gumpalan awan. Nana mengalihkan pandangan kearah yang ditunjuk.

Sebuah gumpalan awan yang mirip dengan bentuk hati yang terpecah – pecah. Nana tertunduk. Semangat hidupnya melesak ke dasar bumi.

“ haaah. Mirip sekali.. “ ujar Nana sembari tertawa hambar.

“ Eh? mirip dengan apa? “ Hoshi mengalihkan pandangannya. Nana menggeleng, menarik napas dan berusaha tersenyum.

“ Ayo pergi.. “ ujar Nana sembari menarik ujung kemeja Hoshi. Hoshi menurut.

Ne, Nana-san.. “ panggil Hoshi dari belakang karena Nana sudah berjalan mendahuluinya.

Nani ?

Ashita. Fesutorivaru ni, issho.. ni iku ? “ ajak Hoshi terbata. Nana menatap Hoshi dengan ragu, hanya sebentar. Kemudian mengangguk pelan. Hoshi hampir saja melonjak girang. Tetapi ia tahan. Lalu ia meraih kedua tangan Nana dan mengenggamnya.

“ Yakusoku darou? “ ujar Hoshi meyakinkan, sembari tersenyum senang.

Nana hanya terdiam. Mengangguk kecil.

==____==

“ Aku benar – benar sudah bosan mengingatkanmu, Nana-san! “ Hoshi kembali menggerutu melihat Nana yang tetap suram. Mereka sedang berjalan diantara pepohonan sakura, di jalan setapak yang menghubungkan semua divisi sekolah di Tomodaijou Gakuen.

“ kalau begitu tak usah mengingatkan.. “ ujar Nana ringan.

“ Arggh! Kau membuat kepala ku serasa meledak tahu! “ omel Hoshi berapi-api.

Doushita ? ada yang bermasalah denganku ? aku tidak apa-apa..“ ujar Nana lagi sembari menunduk. Bahkan ia sama sekali tidak memandang Hoshi.

“ Hmm.. wajahmu yang sudah tertekuk seribu ini kau bilang tak apa-apa? Kau tidak bercermin hari ini ya? Sudah kubilang, aku kurang suka melihatnya, waratte! “ pinta Hoshi sembari mengomel. Akhirnya Nana menatap mata Hoshi, tajam.

Warau no ni.. dekiru ka? “ Hoshi bertanya, kali ini, lebih lembut.

Nana terus memandang Hoshi tanpa berkedip. Hoshi agak salah tingkah.

“ Na, Nana-san? Doushita mo? Kowakunai datta? “ Hoshi kembali bertanya. Nana tetap memandangnya, tak menjawab. Hoshi semakin bingung.

“ Hei, Nana-san, aku akan pergi kalau kau tak menjawab.. ayo jawab.. kau seperti kerasukan sesuatu.. kau kerasukan sada..Eh!! Naze?! Nakunaide! Kenapa tiba-tiba?!” teriak Hoshi panik, Nana yang tiba-tiba terisak membuatnya bingung.

“ Nana-san, Nakunaide! Doushitatta ne? ! kau mau permen? Coklat? Es Krim? “ tawar Hoshi panik. Nana tertawa di sela-sela tangisnya yang cukup deras.

“ ti, tidak, tak apa.. aku hanya, hanya.. “ Nana menutup mulutnya dengan sebelah tangan. Hoshi merogoh saku, mencari sapu tangan, sayangnya, seperti kebiasaannya, ia tak pernah lupa tak bawa sapu tangan. Ia menepuk dahinya, panik.

“ tidak usah repot – repot, aku bawa.. “ kata – kata Nana terputus dengan sebuah suara dari kejauhan.

“ Hocchan!!!~~!! “ seorang gadis manis berkucir dua melambaikan tangannya ke arah Hoshi dan menghambur kepelukannya. Otomatis, Hoshi terhuyung dan hampir saja terjatuh.

“ Hocchan! Kau tahu aku sangat merindukan mu! Kau kemana saja beberapa hari ini? aku sangat cemas, kau tahu! ternyata kau malah bersenang – senang bersama perempuan lain! Kau jahat! “ omel gadis itu sembari memeluk leher Hoshi. Hoshi dibuatnya kerepotan.

ne? siapa perempuan ini Hocchan?! Beraninya ia merebut dirimu dari ku ?! “ O,ow. Sepertinya gadis yang tak jelas asal – usulnya ini marah. Ia menelusuri sekujur tubuh Nana dengan telunjuknya, seakan menghina.

Nana yang sedari tadi masih terpaku, memegang sapu tangannya dengan erat, hingga agak gemetar. Tidak ada yang tahu apa yang sedang ia pikirkan. Ia hanya terdiam menatap kedua orang itu, sorot matanya tidak bisa tertebak, apa yang akan ia lakukan.

“ Hocchan, karna kau sudah meninggalkan ku, kau harus mengganti balasannya tahu! kau harus bersamaku di festival sekolah mu besok! Seharian penuh! Harus! “ ujar gadis itu manja sembari memeluk lengan Hoshi. Lalu ia memandang Nana dengan tatapan tajam.

“ siapa kau? Berani – beraninya kau berakrab-akrab dengan santai terhadap Hocchan-ku? Hocchan hanya milikku, kau tahu! pergi dari sisi Hocchan sekarang juga! Aku ini kekasih Hocchan, jangan sampai kau berani mengambilnya dari ku! Dasar cewek egois! Tidak tahu diri! “ ujar gadis itu menyakitkan. Nana tertegun. Matanya berkaca – kaca.

Kekasih?

Hoshi yang dari tadi terlihat tak berkutik menatap gadis itu tajam. Gadis itu terus saja bergelayut manja di lehernya. Ia menatap cemas ke arah Nana yang terus tertunduk mengenggam sapu tangannya erat. Gawat sekali, ia berada dalam sebuah dilema.

Aku senang melihatmu tersenyum..

Warau no ni.. dekiru ka?

Nakunaide..

Na~na-san!

Yakusoku darou?

Fesutorivaru ni, issho ni iku ?

Moshiwake arimasen, ojou –san. Wakaranai kara. Watashi wa zutto, kitto Kazuma-san ni soba ni iranai tte. Ojamashimasu.” Nana berbalik pergi. Hoshi semakin panik. Jantungnya berdegup sangat kencang.

“ Matte!! “ teriaknya setelah sepersekian lama terdiam dengan wajah pucat.

Nana terhentak. Ia menghentikan langkahnya. Ia menarik napas dalam – dalam. Mencoba menelan semua kesakitan yang ada pada dirinya.

Ia berbalik dan melambai pelan.

Sayonara, Nice to know you here, Hoshi.. “ ujar nya sembari tersenyum. senyum yang membuat siapa saja orang yang melihatnya ingin menangis. Lalu ia berbalik. Kembali menarik napas lebih dalam lagi. Lalu berlari pergi menjauhi kedua orang itu. Hoshi berusaha meraih Nana dengan tangannya. Sembari berteriak “Tunggu!”.

Namun apa daya, Nana sudah pergi, tangannya hanya meraih udara kosong. Setidaknya ia telah mengucapkan selamat tinggal.

Untuk pertama kalinya, ia memanggilku Hoshi, Naze kore wa!? dera nya putus asa. Ia menunduk kecewa, sangat kecewa. Gadis itu mendongak ke arah Hoshi. Hoshi ikut menatapnya. Perasaan benci, marah, sedih, kecewa, tergambar jelas di bola matanya yang kecoklatan. Hoshi melepas tangan gadis itu, yang lebih muda tiga tahun dari nya, lalu menariknya pulang.

Hoshi menghempaskan gadis itu di jok sebuah mobil mewah yang terparkir di suatu sudut lapangan parkir Tomodaijou Gakuen pelan. Gadis yang daritadi, setelah Nana pergi hanya diam sembari menggumam – gumamkan namanya, terduduk. Wajahnya pucat, perasaan bersalah menyelimuti dirinya.

Go, gomen.. “ ujar gadis itu pelan. isakan nya mulai terdengar.

“ aku sama sekali tidak bermaksud untuk mengusir nya, aku hanya, hanya.. “ ujar nya terbata. Hoshi tersenyum sedih. Kekecewaan nya masih belum bisa ia hilangkan.

Daijoubu, Ojou-sama no sei wa nakatta yo.. “ hibur Hoshi.

“ PANGGIL AKU MIRA!! “ teriak nya keras. Hoshi tertegun. Wajah Mira terlihat sangat marah.

“ aku ini adik mu, Hocchan! Tidak sepantasnya seorang kakak memanggil adiknya dengan sebutan Nona, kau tahu?!! “ teriaknya dengan nada yang lebih tinggi.

“ Lagipula, ini semua benar-benar salahku, aku hanya adik yang egois.. aku hanya ingin dekat dengan Hocchan yang selalu pendiam, kesepian, aku selalu berada di dalam pelukan Haha-chan dan Chichi-chan sedari dulu, padahal tak seharusnya aku berada di tengah – tengah kalian karena aku hanya lah seorang anak angkat! Tapi mengapa? Mengapa yang terusir malah Hocchan? Aku tidak rela.. aku sangat menyayangi Hocchan..aku tidak ingin kehilangan Hocchan.. “ isaknya. Hoshi tersenyum. ia mengelus kepala Mira lembut.

“ Ssssh, Nakunaide yo, aku tahu kok, ini semua bukan salahmu, jangan menangis ya? “ Hibur Hoshi lembut. Mira menatap Hoshi, meminta kejelasan.

ano josei wa, dare no? “ Tanya nya pelan. Hoshi mendesah.

taisetsu na, dia seseorang, yang berharga, yang paling kusayangi lebih dari apapun di dunia ini.. “ ujar Hoshi sembari menatap langit sore dengan sendu.

taisetsu na? seberapa penting nya ia dihidup mu, Hocchan? “

“ dia lebih penting dari apapun yang ada di dunia ini, ya, ia adalah yang paling berharga.. “

Go, gomen nasai.. “ ujar Mira, kembali merasa bersalah. Hoshi menggeleng sembari tersenyum.

“ sudah kubilang jangan lagi meminta maaf.. “

“ tapi.. “

“ karena ia adalah sesuatu yang sangat penting itu lah, apabila ia berlari pergi dan menghilang, aku akan mencari cinta nya kembali hingga ke ujung dunia pun.. “ ujar Hoshi sembari mengedipkan sebelah matanya, lalu berlari pergi.

“ Ja, ne, aku pergi dulu.. “ pamit Hoshi. Mira mengangguk.

“ jadi, aku sudah kalah ya ? “ ujar Mira kecewa.

Belum jauh ia pergi, Hoshi berbalik, dan melambai,

Ne, anata mo suki datta n’da yo, Mii-chan! “ teriak Hoshi sembari tersenyum, lalu berlari pergi.

Dan Mira sudah tak lagi berkutik.

Writer’s Notes :

Ta~da~ inilah tokoh pertama kita dari reader, Arumira-chan! Gomennasai!! Mira-chan disini terlihat agak antagonis or some bad think lain. Tapi entar dia banyak muncul dan ada kisah cintanya sendiri, haha. Dan yang pasti, jangan marah ya mii-chan~~ untuk seira-chan, tunggu ya~ untuk pembaca lain, doushitatta? Gimana perasaannya?

=______________=

Doushite, kimi wo, suki ni, shimattan’darou? “ gumam Nana dengan tatapan mata kosong ke arah jalanan. Ia pulang terlebih dahulu dan memilih tidak ikut latihan terakhir. Ia lelah. Batinnya sudah sangat lelah. Entah apa yang harus ia lakukan sekarang, ia juga tidak tahu. Yang ia pikirkan saat ini hanya dorama yang akan ia tampilkan besok,

Aku tak ingin bertemu dengannya lagi.. batin Nana kalut.

Mengapa? Mengapa ia begitu baik padaku ?

Mengapa ? Mengapa aku selalu tersenyum ketika berada di sampingnya?

Mengapa ? mengapa aku selalu memikirkannya?

Mengapa ? mengapa aku jatuh cinta kepadanya ?!

Doushite, kimi wo suki ni shimatta n’darou ? “ gumam nya puluhan kali, menyusuri pinggiran trotoar dengan hampa. Dengan mata yang basah.

===____===

Hoshi terus memandang pintu masuk auditorium besar Tomodaijou Gakuen ini. ia menunggu kedatangan Nana yang belum muncul hingga akhir latihan. Ketika ditanya, Hoshi hanya menjawab “tidak tahu” yang membuat para kru semakin cemas. Apalagi Kanazawa-sensei. Padahal ini latihan terakhir, mengapa ia tidak datang ?

Hoshi dilanda kebingungan tentang apa yang harus ia lakukan agar Nana kembali padanya. Ia sudah menggaruk – garuk kepalanya yang tidak gatal puluhan kali, dan mendesah berulang kali seperti kakek-kakek yang punya banyak hutang.

Perasaan apa ini?

mengapa aku begitu mengkhawatirkannya?

Ouh Kami-sama, apa yang harus aku lakukan agar ia kembali padaku?

berikan aku sedikit keberanian!

=ToBeContinued=

Nyaaa~~ reader-sama~~ moshi wake arimasen deshita sudah sangat -sangat menunggu lama. maklumi saya yang juga manusia ini.. manusia ga jelas yang sibuk ini.. T^T

maaf atas terlambatnya ya.. chap ini jadi agak panjang karna suzu lagi semangat lanjutin. tunggu lah dorama berikutnya.. hohohohoh..

oia, jangan lupa kunjungi blog suzu yang lain..

eternaldaydreaming.wordpress.com.

hehe. promosi.

maaf sekali lagi. mumpung suzu lagi libur, jadi akan suzu lanjut terus`~ ohohoho

http://emo.huhiho.com

tunggu saja the princess and the witch’s broken barrier.. reader-sama..

okay, it’s finish here. hehe

mata au.

with rotta, rotta ra. *lotta love*

http://emo.huhiho.com

suzuchan klein.

http://emo.huhiho.com

then, when you got a chance to fly, but you don’t have a wings, it’s useless.